Minggu, 26 Februari 2012
- DENVER DEVELOPMENTAL SCREENING TEST (DDST)
Tujuan :
- Mendeteksi secara awal adanya developmental problem.
- Developmental problem adalah adanya suatu kegagalan dari seorang anak untuk berkembang secara normal dalam mengatasi keadaan lingkungan (franken Burg & Nort, 1974)
Indikasi:
Diberikan pada anak-anak usia 4 minggu s/d 6
tahun.
Sasaran pemeriksaan
tumbuh kembang:
Meliputi 4 sektor,
yaitu:
- Personal social, yaitu kemampuan anak untuk bergaul dengan orang lain dan mengurus dirinya sendiri.
- Fine Motor Adaptive, yaitu kemampuan anak untuk melihat dan menggunakan tangannya untuk mengambil objek serta menggambar.
- Language, yaitu kemampuan anak untuk mendengar dan menjalankan perintah serta berbicara.
Groos Motor, yaitu kemampuan anak untuk melakukan
aktivitas berbaring, berguling, duduk, berjalan dan melompat.
Setiap
sektor terdiri atas sejumlah item kemampuan yang digambarkan dengan
batangan persegi panjang yang terdiri dari
2 warna (gelap dan terang) yang menggambarkan prosentase anak normal
yang dapat melakukan item tersebut.
Langkah-langkah
pemeriksaan:
- Menghitung usia anak, caranya adalah tanggal pengetesan dikurangi dengan tanggal lahir. Bila anak lahir prematur 2 minggu atau lebih dari Hari Perkiraan Lahir, maka umur anak tersebut dikurangi dengan jumlah hari prematurnya.
- Buat garis usia anak pada blanko DDST dengan menggunakan tinta warna.
- Pemeriksaan dimulai dari item yang terletak disebelah KIRI garis usia, bila LULUS teruskan ke KANAN hingga terjadi 3 kali kegagalan dan atau hingga seluruh item yang terpotong garis usia diperiksa semua. Bila TIDAK LULUS, teruskan ke KIRI hingga 3 kali kegagalan atau ke KANAN hingga seluruh item yang terpotong garis usia diperiksa semua.
- Tiap item yang diperiksa diberi nilai pada tengah-tengah item bagian terang dengan tanda sebagai berikut:
- V, bila LULUS
- 0, bila GAGAL
- M, bila MENOLAK
Penilaian dalam
Lambat Perkembangan:
- Suatu item kemampuan dikatakan lambat (delay) bila anak gagal melakukan item kemampuan yang terletak di SEBELAH KIRI garis usia atau apabila anak GAGAL melakukan item dimana 90% anak normal dapat melakukan pada usia yang lebih muda.
- Kelambatan (delay) digambarkan dengan mengarsir gelap gambar batangan sebelah kanan dari item yang gagal tersebut.
- Apabila garis usia menyentuh sebelah kanan dari batangan item dan anak tersebut gagal melakukan item tersebut TIDAK dianggap kelambatam (delay)
Cara Intepretasi
Hasil:
- Tiap-tiap delay diberi tanda arsir gelap pada sisi kanan dari batangan.
- Hitung berapa sektor yang mempunyai 2 atau lebih delay.
- Hitung berapa sektor yang mempunyai 1 delay dan semua item yang terpotong garis usia pada sektor yang sama TIDAK LULUS
Gunakan rumus:
- ABNORMAL, bila 2 sektor atau lebih masing-masing dengan 2 delay atau lebih.
- ABNORMAL, bila 1 sektor memiliki 2 delay atau lebih ditambah 1 sektor dengan 1 delay dalam sektor tersebut semua item yang terpotong garis usia tidak lulus semua.
- QUESTIONABLE, bila 1 sektor dengan 2 delay atau lebih.
- QUESTIONABLE, bila 1 sektor atau lebih masing-masing dengan 1 delay dan dalam sektor yang sama semua item yang terpotong garis usia tidak lulus
- UNTESTABLE, bila penolakan anak yang menyebabkan hasil test abnormal / questionable.
Rescreening:
- Bila hasil test abnormal atau questionable, dilakukan pemeriksaan ulang 2-3 minggu kemudian.
- Peralatan yang digunakan:
- Blanko DDST
- Benang wol warna-warni
- Alat tulis
- Manik-manik
- Kubus ukuran warna-warni 2X2 cm
- Berbagai gambar binatang
- Mainan anak-anak
Menghitung
HPL
HPMT
+
H
= +7
Bl
= -3
Th
= +1
Dr.
Suparyanto, M.Kes
DETEKSI
DINI TUMBUH KEMBANG ANAK / BALITA MELALUI KMS
Pengertian
Deteksi dini tumbuh kembang anak / balita
adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya
penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak pra sekolah.
Pertumbuhan
adalah bertambahnya ukuran fisik(anatomi) dan struktur tubuh dalam
arti sebagian atau seluruhnya karena adanya multiplikasi (bertambah
banyak ) sel-sel tubuh dan juga karena bertambah besarnya sel, jadi
pertumbuhan lebih ditekankan pada pertambahan ukuran fisik seseorang
yaitu menjadi lebih besar atau lebih matang bentuknya, seperti
pertambahan ukuran beratbadan, tinggi badan, dan lingkar
kepala.(IDAI, 2002)
Perkembangan
adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks
dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta
sosialasi dan kemandirian (Depkes RI, 2005).
Cara
deteksi tumbuh kembang anak
1.
Mendeteksi
tumbuh kembang pada anak diantaranya :
a.
Pengukuran antropometri
Pengukuran
antropometri ini dapat meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan
, lingkar kepala dan lingkar lengan atas
b.
Pengukuran berat badan
Pengukuran
berat badan ini bagian dari antropometri yang digunakan untuk menilai
hasil peningkatan atau penurunan semua jaringan yg ada pada tubuh
c.
Pengukuran tinggi badan
Pengukuran
ini merupakan bagian dari pengukuran antropometrik yang digunakan
untuk menilai status perbaikan gizi di samping factor genetik
2.
Pertumbuhan dan perkembangan anak :
Anak
pada usia 3-6 bulan mengangkat kepala dengan tegak pada posisi
telungkup.
Anak
pada usia 9-12 bulan berjalan dengan berpegangan.
Anak
pada usia 12-18 bulan minum sendiri dari gelas tanpa tumpah.
Anak
pada usia 18-24 bulan mencorat-coret dengan alat tulis.
Anak
pada usia 2-3 tahun berdiri dengan satu kaki tanpa berpegangan,
melepas pakaian sendiri.
Anak
pada usia 3-4 tahun mengenal dan menyebutkan paling sedikit 1 warna.
Anak
pada usia 4-5 tahun mencuci dan mengeringkan tangan tanpa bantuan
(Depkes RI, 2005).
Tujuan ilmu
tumbuh kembang
- Sebagai upaya untuk menjaga dan mengoptimalkan tumbuh kembang anak baik fisik, mental dan sosial
- Menegakkan diagnosis dini setiap kelainan tumbuh kembang
- Kemungkinan penanganan yang efektif
- Mencari penyebab dan mencegahnya
Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh
kembang balita
1).
Faktor Herediter
Faktor herediter merupakan factor yang dapat
diturunkan sebagai dasar dalam mencapai tumbuh kembang anak, factor
herditer meliputi factor bawaan, jenis kelamin, ras, dan suku bangsa.
Pertumbuhan dan perkembangan anak dengan jenis kelamin laki-laki
setelah lahir akan cenderung cepat dibandingkan dengan anak perempuan
serta akan bertahan sampai usia tertentu. Baik anak laki-laki atau
anak perempuan akan mengalami pertumbuhan yang lebih cpat ketika
mereka mencapai masa pubertas. (Alimul, 2008 : 11)
2).
Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan merupakan factor yang
memegang peranan penting dalam menentukan tercapai atau tidaknya
potensi yang sudah dimiliki. Faktor lingkungan ini dapat meliputi
lingkungan prenatal (yaitu lingkungan dalam kandungan) dan lingkungan
postnatal (yaitu lingkungan setelah bayi lahir)
Faktor lingkungan secara garis besar dibagi
menjadi :
- Faktor lingkungan prenatal
Gizi pada waktu ibu hamil
Zat kimia atau toksin
Hormonal
- Faktor lingkungan postnatal
a).
Budaya lingkungan
Dalam hal ini adalah budaya dalam masyrakat
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak, budaya
lingkungan dapat menentukan bagaimana seseorang mempersepsikan pola
hidup sehat
b).
Status sosial ekonomi
Anak dengan keluaraga yang memiliki sosial
ekonoi tinggi umumnya pemenuhan kebutuhan gizinya cukup baik
dibandingkan dengan anak dengan sosial ekonomi rendah
c).
Nutrisi
Nutrisi menjadi kebutuhan untuk tunbuh dan
berkembang selama masa pertumbuhan, dalam nutrisi terdapat kebutuhan
zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan seperti
protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, dan air
d).
Iklim dan cuaca
Pada saat musim tertentu kebutuhan gizi dapat
dengan mudah diperoleh namun pada saat musim yang lain justru
sebaliknya, sebagai contoh pada saat musim kemarau penyediaan air
bersih atau sumber makanan sangatlah sulit
e).
Olahraga atau latihan fisik
Dapat memacu perkembanagn anak karena dapat
meningkatkan sirkulasi darah sehingga suplai oksigen ke seluruh tubu
dapat tertur serta dapatmeningkatkan stimulasi perkembangan tulang,
otot, dan pertumbuhan sel lainnya
f).
Posisi anak dalam keluarga
Secara umum anak pertama memiliki kemampuan
intelektual lebih menonjol dan cepat berkembang karena sering
berinteraksi dengan orang dewasa namun dalam perkembangan motoriknya
kadang-kadang terlambat karena tidak ada stimulasi yang biasanya
dilakukan saudara kandungnya, sedangkan pada anak kedua atau tengah
kecenderungan orang tua yang sudah biasa dalam merawat anak lebih
percaya diri sehingga kemamapuan anak untuk berdaptasi lebih cepat
dan mudah meski dalm perkembangan intelektual biasanya kurang
dibandingkan dengan ank pertamanya
g).
Status kesehatan
Apabila anak berada dalam kondisi sehat dan
sejahtera maka percepatan untuk tumbuh kembang menjadi sangat mudah
dan sebaliknya.contoh apabila anak mempunyai penyakit kronis yang ada
pada diri anak maka pencapaian kemampuan untuk maksimal dalam tumbuh
kembang akan terhambat karena anak memiliki masa kritis
3).
Factor hormonal
Factor hormonal
yang berperan dalam tumbuh kembang anakantara lain hormone
somatotropin, tiroid dan glukokortikoid. Hormone somatotropin (growth
hormone) berperan dalam mempengaruhi pertumbuhan tinggi badan dengan
menstimulasi terjadinya proliferasi sel kartilgo dan system skeletal,
hormone tiroid berperan menstimulasi metabolism tubuh. Hormone
glukokortiroid mempunyai fungsi menstimulasi pertumbuhan sel
intertisial dari testis (untuk memproduksi testosteron) dan ovarium
(untuk memproduksi estrogen), selnjutnya hormone tesebut menstimulasi
perkembangan seks, baik pada anak laki-laki maupun perempua yang
sesuai dengan peran hormonnya (wong 2000) (Alimul, 2008 : 13)
Tahap
pencapaian tumbuh kembang anak
1.
Masa prenatal
Masa prenatal
terdiri atas dua fase, yaitu fase embrio dan fase fetus, pada fase
embrio pertumbuhan mulai dari konsepsi hingga 8 minggu pertama ,pada
minggu kedua terjadi pembelahan sel dan terjadi pemisahan jaringan
antara entoderm dan ectoderm pda minggu ketiga terbentuk lapisan
mesoderm
2.
Masa postnatal
Pertumbuhan
atau perkembangan postnatal dikenal dengan pertumbuhan dan perkembangan setelah lahir ini diawali dengan masa neonates (0-28hari) yang merupkan masa terjadi kehidupan yang baru dalam ekstra uteri yaitu adanya proses adaptasi semua sistem organ tubuh. (Alimul, 2008 : 13)
atau perkembangan postnatal dikenal dengan pertumbuhan dan perkembangan setelah lahir ini diawali dengan masa neonates (0-28hari) yang merupkan masa terjadi kehidupan yang baru dalam ekstra uteri yaitu adanya proses adaptasi semua sistem organ tubuh. (Alimul, 2008 : 13)
Apa
yang disebut Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak?
Deteksi
Dini Tumbuh Kembang Anak
adalah kegiatan pemeriksaan/skrining untuk menemukan secara dini
adanya penyimpangan tumbuh kembang pada anak balita
dan pra-sekolah. Semakin dini ditemukan penyimpangan maka
semakin mudah dilakukan intervensi untuk perbaikannya, sebaliknya
bila penyimpangan terlambat diketahui maka intervensi untuk
perbaikannya lebih sulit dilakukan. Keuntungan lain dari deteksi dini
adalah agar tenaga kesehatan mempunyai waktu dalam menyusun
rencana dan melakukan tindakan/intervensi yang tepat.
Ada
3 jenis deteksi dini, yaitu:
- Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan.
- Deteksi dini penyimpangan perkembangan.
- Deteksi dini penyimpangan mental emosional.
- Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan
Kegiatan
deteksi dini penyimpangan pertumbuhan dapat dilakukan di
tempat-tempat sebagai berikut:
- Di rumah, deteksi dini dilakukan oleh orang tua/pengasuh.
- Di Posyandu/Pos PAUD/BKB/TPA/Kelompok Bermain (play group)/Sekolah TK, oleh kader kesehatan, kader PAUD, kader BKB, petugas TPA, guru play group atau guru TK.
- Di Puskesmas, oleh dokter/bidan/perawat/ahli gizi atau petugas lain yang berwenang.
- Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan Anak
- Deteksi penyimpangan perkembangan anak menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
- Tes Daya Dengar (TDD)
- Tes Daya Lihat (TDL)
- Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional